Merawat hati dengan baik di bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 Masehi, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, Rusdianto, melakukan Safari Ramadhan dan berbuka puasa bersama (Bukber) dengan masyarakat di Kelurahan Sampara, Kecamatan Sampara. Senin (18/3/2024).
Dikegiatan tersebut, Rusdianto terlebih dulu memberikan kuliah tujuh menit (Kultum) kepada warga Kelurahan Sampara yang hadir. Tak lupa menyampaikan pentingnya Umat Islam merawat hatinya dengan baik di bulan suci Ramadhan, dan bulan-bulan setelahnya.
“Dengan hati yang bersih dan baik, maka sifat dan karakter pun akan mengikuti,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Konawe menjelaskan, jika seseorang hatinya baik, maka semua perilaku kesehariannya akan baik. “Berkata jujur dan memliki sikap sopan santun kepada sesama, serta tidak mudah berburuk sangka kepada orang lain, ” ujarnya
Rusdianto mengatakan di bulan suci Ramadhan yang penuh nikmat ini, ia mengajak masyarakat agar tidak berhenti memperbaiki hati, dan perilaku sehingga berkah Ramdhan bisa diraih.
“Terus berbenah diri untuk bisa berubah menjadi hamba yang semakin taat dalam menunaikan segala kewajiban dan tanggung jawab, serta berperilaku baik kepada sesama,” pesan Rusdianto
Rudi sapaan akrab wakil ketua II, menekankan bahwa bulan Ramadhan menjadi momen untuk mengendalikan hawa nafsu.
“Dimulai dari menahan nafsu makan, nafsu emosi, seksual, dan nafsu-nafsu lainnya. Mengendalikan nafsu penting agar umat muslim lebih bijak dan tidak serakah,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan nafsu merupakan keinginan atau dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik.
Selain itu ia menyebut pertama manusia sesungguhnya diciptakan dengan potensi keinginan yang baik (takwa), dan keinginan buruk (nafsu atau fujur).
Kedua keinginan tersebut menunjukkan sifat keseimbangan (at tawazun) dan kemanusiaan (al basyariah) dalam diri manusia.
Tak bisa dipungkiri, nafsu adalah fitrah manusia, sebagaimana takwa juga adalah fitrah. Sebagaimana ditegaskan dalam Al Quran QS Asy Syams: 7-8, yang berbunyi:
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,” jelasnya. (**)