UNAAHA- KONAWEKITA- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Kabupaten Konawe dalam pelaksaan Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengunakan aplikasi sendiri yang diberi nama Aplikasi Ujian Sekolah. hal ini dikatakan Kepala Dinas PK kabupaten Konawe Dr. Suriadi saat ditemui di kantornya, Selasa (19/5/2020).
Kadis PK Konawe mengatakan, Kabupaten Konawe salah satu kabupaten yang melaksanakan ujian dengan aplikasi sendiri, yang diberi anama aplikasi Ujian Sekolah jadi aplikasi buatan dinas PK dan itu sudah disiapkan sejak Januari dan Pebruari.
“Aplikasi ujian Sekolah, itu buatan sendiri kita dan alhamndulillah, saya dapat informasi tetap ada kendala tapi tidak begitu banyak, dan yang jelas orang dan siswa tidak perlu panik karena yang menentukan kelulusan itu ada di satuan pendidikan, yana tau mana anak-nakanya yang cerdas sekolah itu sendiri dan saya yakin bahwa ini adalah sesuatu yang pertama dan terobosan baru yang kita lakukan, sehingga ada prinsip saya seribu kendala yang kita temukan hari ini, maka duaribu solusi yang akan datang” ungkap Dr. Suriadi.
Suriadi menjelaskan, apa yang dilaksanakan hari ini itu berdasarkan Permendikbud no 43 tahun 2019 tentang Penyelenggaran Ujian di Satuan Pendidikan, ini sebelum adanya Wabah Covid-19, Yang initinya penyelenggaran ujian itu dilaksanakan di Satuan Pendidikan masing-masing, Kemudian begitu tiba masa covid-19 maka terbit surat edaran Menteri Pendidikan Nomor 4 tahun 2020 tentang kebijakan penddidikan di masa pandemik, dijelaskan bahwa yang namanya ujian Nasional sudah ditiadakan.
Tetapi USBK tetap dilaksanakan tetap dilaksanakan satuan pendidikan, tetapi dengan catatan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan. Nah kata dia, menyikapi ini maka terbit Surat Keputusan (SK) Bupati Konawe kemudian diperkuat dengan surat edaran kadis PK Konawe pada bulan Maret tahun 2020, yang berisikan tentang tehnis pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK).
kata dia, Ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu sistem daring, Luring dan Porto Polio dan tes jarak Jauh. Nah ini semua dilakukan, tetapi khusus penyelenggaran USBK baik itu SD maupun SMP ada tiga sekolah yang melaksanakan sisten daring, yaitu SDN 1 Wawotobi, SDN 1 Unaaha kemudian SD Islam.
“Kenapa dilakukan di 3 sekolah ini karena kita tau, 2 kecamatan ini memang selama pandemik ini, sempat dikatakan zona merah tetapi itu bukan dasar, namun 3 sekolah ini memenuhi syarat untuk dilaksanakan daring dan alhamndulillah selesai” ujarnya.
Tetapi sekolah yang lain melakukan tes luring yaitu melalui droping soal dan tetap melaksanakan ujian di rumah dengan protokol kesehatan.
selanjutnya untuk SMP juga dilaksanakn dengan sisten daring walaupun tidak bisa dipungkiri banyak kendala, karena memang cotoh hari pertama dan kedua tidak bisa terakses kemudian anak-anak kita baru mengerjakan satu-dua soal tiba-tiba lockout.
“sebenarnya persiapan perangkat ujian sekolah sebelum pandemik kita sudah siapkan, tetapi ujiannya tetao buka di sekolah andaikan tidak ada pandemik tidak akan ada masalah di server kita, karena masing-masing sekolah yang melaksanakan USBK ada server disekolahnya, tapi tiba-tiba pandemik anak-naka ujian di rumah, ini ini jadi masalah” terang Dr. Suriadi (Red/KK)