Sekda Konawe Resmikan Koperasi Produsen Petani Konawe

498
0
BERBAGI
Penyerahan Badan Hukum Koperasi Sumber Rezeki, sebagai Koperasi Produsen Petani oleh Sekretaris Darah Kabupaten Konawe Dr. Ferdinand Sapan Kepada Pengurus Koperasi Sumber Rezeki

Dalam rangka mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan Pangan Sekretaris Daerah Kabupaten Konawe Dr. Ferdinan Sapan, meresmikan Badan Hukum Koperasi Produsen Petani Sumber Rezeki di Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (4/2/2021).

Resminya dibentuk badan hukum berupa koperasi produsen untuk para petani. Hal ini dilakukan dalam upaya Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe untuk mendorong dan memujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.

Dalam pembentukan koperasi produsen itu sendiri diinisiasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Konawe, dan diresmikan Sekretaris Daerah (Sekda) Konawe Ferdinand.

Untuk diketahui sejak awal berdirinya, koperasi bernama Sumber Rejeki Konawe ini masih meliputi wilayah operasional di Kecamatan Tongauna dan Tongauna Utara.

Bentuk kerja utama koperasi ini adalah membangun bisnis dagang oleh para petani dalam mengakses kolaborasi bersama produsen penyedia benih, pestisida, dan pupuk untuk memudahkan petani dalam mengolah pertanian.

Ferdinand mengatakan, tujuan pembentukan badan hukum koperasi ini dimaksudkan untuk mewujudkan program pemerintah daerah yaitu panen tiga kali dalam setahun. Terhadap anggota koperasi, segera diimplementasi konsep ini khususnya yang ada di wilayah Kelurahan Mekar Sari dan Sendang Mulya Sari.

Suasana Peresmian Koperasi Sumber Rezeki

“Tahap implementasi pertama kita mulai dengan 301 hektare dulu. Terus ditingkatkan ke lingkup kecamatan itu sekitar 2400 hektare. Rencana kita 5000 hektare,” kata Ferdinand.

Adapun konsep program ini, lanjut Sekda Konaweadalah pemerintah melalui koperasi ini akan menyediakan dan mengembangkan benih yang bisa panen di bawah 100 hari masa tanam. Saat ini sudah ada benih yang diperkirakan bisa panen dalam jangka waktu 80 hari.

Kata Sekda Konawe, setelah pengembangan varietas ini berhasil di tahap awal, maka selanjutnya akan diterapkan ke beberapa wilayah yang meliputi tingkat kecamatan atau 2400 hektare sebagaimana direncakan awal. Dan diharapkan dengan program ini bisa lebih meningkatkan produksi padi Konawe yang saat ini masih rata-rata 5 ton perhektare menjadi 9 ton perhektare.

Kata Ferdinand, Untuk menopang program ini Pemda Konawe sudah mengeksplorasi kendala di lapangan. Ada dua yang menjadi fokus permasalahan yaitu soal mekanisasi alat pertanian dari masa tanam hingga masa panen yang masih kurang dan ketersediaan pupuk yang cendrung langka.

Untuk mekanisasi alat tanam dan panen, pemda melalui Dinas Pertanian dengan terbentuknya koperasi ini, akan diarahkan sepenuhnya ke sawah yang menjadi percontohan program ini melalui sistem bergilir.

Masalah ketersediaan pupuk, menurut Sekda Konawe, melalui koperasi ini akan dilakukan kolaborasi langsung bersama para penyedia pupuk untuk menyediakan jumlah pupuk non-subsidi yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tiga kali masa tanam.

Ferdinand secara langsung menjelaskan konsep dari program tiga kali
tanam dalam setahun kepada para petani anggota koperasi.

“Untuk pupuk subsidi memang langka karena jumlahnya terbatas sementara jumlah yang membutuhkan banyak. Makanya solusi kita adalah membeli pupuk non-subsidi,” jelas Ferdinand.

Mengenai finansial pelaksanaan program ini, Lanjut Ferdinand, akan mengandalkan mitra pemerintah khususnya perbankan untuk menyokong pelaksanaan program ini melalui penyaluran program perbankan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dia berharap, dengan terbentuknya koperasi ini bisa memenuhi syarat penguatan kelembagaan perbankan untuk bisa menyerap pendanaan yang disedikan perbankan. Dan untuk serapan hasil panen petani dari program ini, pemda sudah menyiapkan skema pemasaran ke luar daerah.

Diakuinya, dari 230 ton hasil produksi hanya 10ribu ton yang diserap Bulog.“Solusi kita adalah membangun pasar di luar. Melalui wadah koperasi ini kita akan membuka akses pemasaran keluar, baik antar pemerintah, koperasi ke koperasi atau koperasi ke swasta lain,” ujar Ferdinand.

Menurut Sekda Konawe, Sebagai opsi lainnya, dalam memasarkan hasil produksi dalam bentuk beras ke luar daerah. Untuk pemasaran beras ini perdana akan melirik pasar yang ada di kawasan industri Morosi untuk menjadi penyuplai beras ke perusahaan-perusahaan di dalamnya.

Melalui penerapan konsep ini, dia mengharapkan serapan hasil pertanian bisa lebih maksimal dan petani bisa menikmati hasil usahanya. Sehingga dengan konsep yang dibangun ini, program Pemda Konawe untuk kemandirian dan ketahanan pangan bisa terus terlaksana. (**)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY